Jumat, 10 April 2009

Islamic Research

Nama : Dawam Manfaluthi
Jur/smt : PAI/IV A Extension
Catatan : Assalamu'alaikum Wr.Wb. Maaf bu saya telat mengerjakan tugas, ini tugas saya bu saya ambil dari goggle, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. makasih

Latar Belakang Masalah
Masusia memang tidak dapat dipisahkan dengan segala keaktifannya, baik yang membutuhkan perpindahan tempat yang relatif jauh maupun yang tidak begitu jauh. Hal tersebut kadang menyebabkan terganggunya jadwal kegiatan yang seharusnya dapat mereka kerjakan sesuai waktu dan tempat yang telah ditetapkan, seperti dalam hal ujian perkuliahan. Berdasarkan hal tersebutlah penulis mencoba menciptakan metode ujian yang lebih fleksibel terhadap tempat pengerjaan, dalam hal ini metode ujian yang dapat diakses dari berbagai tempat dalam suatu rentang waktu yang telah ditentukan.
Seperti telah diketahui bahwa awalnya konsep dari suatu pendidikan adalah terbentuknya suatu komunitas dimana mereka berkumpul pada waktu dan tempat yang sama serta saling bertukar informasi, konsep tersebut sedikit berubah seiring dengan berjalannya waktu, media informasi lain seperti surat, koran, radio, televisi, internet merupakan beberapa contoh media untuk mendapatkan informasi yang tidak mengharuskan bagi mereka untuk berada pada suatu tempat dan waktu yang sama lagi.
Seperti bidang-bidang lainnya, bidang pendidikan pun dapat memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi dalam sistem perkuliahan, baik pengaksesan materi, diskusi, pengerjaan ujian, dan kegiatan lainnya, yang selanjutnya disebut dengan sistem pendidikan jarak jauh, dalam hal ini sistem pendidikan jarak jauh yang difokuskan adalah sebuah sistem yang memanfaatkan metode web sebagai sarana interaksi perkuliahannya, khususnya sistem ujian.
Pada perkembangannya, suatu website digunakan tidak hanya sebagai pusat informasi, melainkan juga digunakan sebagai media interaksi beberapa pengguna, sebagai contoh, suatu pengguna dapat memberi masukan ke suatu website, dimana masukan tersebut akan mempengaruhi informasi yang nantinya akan diakses oleh pengguna lain.
Untuk mewujudkan suatu layanan web seperti yang diutarakan diatas, sistem yang dibuat minimal terdiri dari web server, bahasa pemrograman untuk dynamic website, dan database sebagai sarana penyimpanan data-data. Dalam hai ini web server digunakan untuk melayani segala proses pengadaan file-file yang digunakan untuk website, sampai pengaturan koneksi client-server, sedang bahasa pemrograman dynamic website digunakan sebagai dasar pembuatan halaman-halaman website yang dinamis yang berarti halaman tersebut dapat berinteraksi dengan pengguna ataupun layanan lainnya, seperti database ataupun file, sehingga secara tidak langsung halaman itu juga berfungsi sebagai penjembatan antara aksi yang dilakukan oleh pengguna atau pengakses website dengan akibat yang akan diterapkan terhadap layananan lainnya, misalkan database, Database itu sendiri dalam sistem ini dkan digunakan sebagai sarana penyimpanan data secara terstruktur, dalam hal ini adalah media penyimpan yang dapat diketahui relasi atau hubungan antara beberapa data lainnya yang bertipe sama.



Gambar 1. Proses secara umum yang terjadi pada sistem

Konsep Web Based Training
Kini setelah internet merupalan teknologi yang memasyarakat, konsep pendidikan dapat dilakukan dengan lebih mudah, mereka dapat saling berinteraksi untuk mengirim ataupun mencari informasi dengan lebih efektif dan efisien, salah satu contoh konsep yang dapat dilakukan adalah Web Based Training yang selanjutnya disebut dengan WBT, WBT adalah suatu sistem dimana semua bagian dari pendidikan mulai dari bahan informasi, diskusi dan ujian diterapkan melalui teknologi layanan web.
Berikut tabel perbandingan beberapa kegiatan-kegiatan dalam sistem pendidikan konvensional yang dapat dilakukan dalam sistem pendidikan WBT

Sistem konvensional WBT
Mendengarkan kuliah, debat, wawancara, pidato, diskusi Webcam (kamera web yang meliputi gambar dan suara), multimedia conference.
Konsultasi E-mail, mailing list,
Bahan-bahan presentasi, buku referensi Dapat dibentuk dalam file-file .pdf, .ppt, .doc
Ujian tertulis Fasilitas form web (fasilitas web dimana pengguna dapat memberikan balasan ke sistem tsb).

Dalam pembuatannya banyak aspek yang menentukan metode dan tipe dari pembentukan WBT itu sendiri, beberapa contoh aspek tersebut yang pertama adalah Instructor-led dan Learner-led. Dalam konsep Instructor-led, jadwal dan urutan bahan pendidikan sudah ditentukan dari awal oleh pengajar, pelajar tidak mempunyai pilihan untuk menentukan metode yang mereka inginkan dari pembelajaran tersebut, sedangkan dalam konsep Learner-led, pelajar mempunyai pilihan-pilihan untuk menentukan metode pembelajaran seperti forum diskusi, chat-session, serta urutan bahan yang ingin mereka pelajari terlebih dahulu.
Berikut beberapa perbedaan keuntungan dari kedua konsep diatas :

Instructor-led Learner-led
Pengajar dapat menjelaskan dengan lebih baik pertanyaan-pertanyaan ataupun pemecahan masalah dari bahan-bahan yang dibuat Pelajar dapat lebih merasakan manfaat dari pembelajaran yang mereka inginkan
Pengajar dapat menentukan bahan-bahan yang akan diajarkan, sehingga itu akan lebih memudahkan pengajar dalam mengatur pembelajaran. Pelajar tidak tergantung dengan jadwal-jadwal yang telah dibuat oleh pengajar, sehingga akan lebih fleksibel
Penilaian ujian dapat lebih mudah dilakukan Tidak ada pelajar yang merasa “tertinggal” oleh pelajar lain dalam pembelajaran, sehingga mereka merasa percaya diri atas apa yang telah mereka dapatkan

Aspek yang kedua adalah asynchronous dan synchronous, dimana aspek tersebut akan menentukan metode aktifitas pelajar. Synchronous berarti semua aktifitas pendidikan dikerjakan secara bersamaan atau dalam rentang waktu yang relatif kecil, seperti chat-session dan webcam, sedangkan asynchronous merupakan metode dimana aktifitas pendidikan tersebut dapat dilakukan pada waktu yang berbeda atau dalam rentang waktu yang relatif lama atau tak terbatas, seperti forum diskusi melalui e-mail, pengaksesan informasi dalam website.

Perancangan Ujian Dalam Sistem Pendidikan WBT
Dalam konsep pendidikan salah satu bagian yang sangat diperlukan adalah ujian, dimana ujian tersebut dapat digunakan sebagai berikut :
­ Pengukur kemampuan pembelajaran dari pelajar
­ Penegasan ataupun pemfokusan atas apa yang sebenarnya harus dan dapat dipelajari oleh pelajar
­ Dapat digunakan sebagai pelajar untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan sebuah kasus
­ Mengamati berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga pengajar dapat memperbaiki kembali metode pendidikan yang telah ada.

Dalam pendidikan WBT terdapat beberapa cara yang diterapkan dalam pembuatan sistem ujiannya, beberapa pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam perancangan sistem ujian tersebut antara lain seperti jawaban seperti apa yang harus mereka isikan, dan feedback apa yang akan muncul setelah pelajar menjawab pertanyaan yang diberikan.
Berikut beberapa cara perancangan sistem ujian beserta keuntungan dan kerugiannya :

Teknik Keuntungan Kerugian
- Jawaban akan dikoreksi oleh program yang sudah diterapkan dalam komputer masing-masing pelajar - Jawaban dapat dengan cepat dikoreksi.
- Tidak dibutuhkan koneksi internet - Pengajar tidak dapat memantau kemajuan pelajar
- Tidak dapat membuat soal essay
-Kunci jawaban dapat lebih mudah diketahui oleh pelajar
- Jawaban dikirim ke komputer pusat, dan penilaian dilakukan secara langsung dan otomatis. - Pengajar dapat memantau kemajuan pelajar
- Jawaban dapat dikoreksi dengan cepat - Membutuhkan koneksi internet
- Tidak dapat membuat soal essay
- Jawaban dikirimkan melalui ke pengajar melalui email dan pengajar itu sendiri yang akan mengkoreksi. - Dapat membuat bermacam-macam jenis pertanyaan.
- Pengajar dapat mentoleransi jawaban - hasil penilaian tergantung oleh situasi pengajar.
- Jawaban tidak dapat langsung dikoreksi.

Jenis-jenis Soal Dalam Sistem Ujian WBT
Dalam sistem ujian WBT terdapat beberapa jenis soal yang dapat diterapkan, pembuatan soal-soal itu sendiri disesuaikan dengan jenis dari metode pengerjaan dan feedbacknya, berikut beberapa contoh tipe soal tersebut :

­ Soal benar/salah
Soal-soal jenis ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pertanyaan seperti berikut : Apakah pernyataan ini benar atau salah?, Apakah prosedur ini dapat dikerjakan atau tidak?, dan Apakah anda menyetujui proposal ini atau tidak?, keuntungan dari soal tersebut adalah adanya jawaban yang jelas benar atau salahnya sehingga bisa langsung dikoreksi oleh sistem dan prlajar pun dapat menerima feedback hasil ujian secara cepat.
Sedang kerugiannya dimungkikannya pelajar lebih kearah menebak jawaban ujian, daripada mengerjakan solusi dari permasalahan soal tersebut, juga tidak dimungkinkannya untuk membuat soal kompleks yang membutuhkan jawaban tidak 100% benar atau salah yang tentunya juga membutuhkan sistem pengkoreksi dimana dapat melakukan toleransi terhadap jawaban.
­ Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda hampir mirip dengan soal benar/salah, hanya saja dengan lebih banyaknya option jawaban yang disediakan, tentunya akan lebih menyulitkan bagi pelajar untuk menebak sebuah jawaban dari soal tersebut.
­ Soal essay
Metode soal ini digunakan untuk pembuatan soal yang kompleks dan bevariasi, dengan artian sebuah soal bisa saja menerima jawaban berbeda-beda anatara satu pelajar dengan pelajar lainnya, ataupun soal yang menghruskan pelajar untuk membuat sebuah makalah yang penilaiannya lebih kearah cara berpikir daripada menebak sebuah jawaban.
Soal dengan jenis ini memungkinkan perbedaan logika jawaban antara beberapa pelajar, sehingga toleransi dalam pengkoreksian jawaban sangat dibutuhkan, salam hal ini pengajar yang berwengan untuk melakukan pengkoreksian.
Kelemahan dari soal ini adalah adanya waktu tenggang yang tidak bisa dipastikan antara selainya ujian dengan pengkoreksian jawaban, serta dimungkinkannya penilaian yang tidak adil sesuai dengan situasi dan kondisi pengkoreksi.

Pencegahan Kecurangan Dalam Sistem Ujian
Dalam suatu ujian dapat saja terjadi kecurangan-kecurangan yang tidak diinginkan, terdapat banyak jenis kecurangan yang mungkin dilakukan dalam ujian tersebut, dan banyak pula jenis pencegahan yang juga dapat dilakukan, dan yang perlu ditekankan untuk pertama kalinya adalah perlunya diketahui alasan-alasan mengapa mereka melakukan kecurangan tersebut, beberapa alasan yang memungkinkan antara lain :

­ Hasil penilaian ujian yang akan mempengaruhi status pendidikan mereka
­ Kesenangan ataupun hobi dalam melakukan kecurangan
­ Budaya yang menganggap kecurangan bukanlah suatu kesalahan

Dalam sistem ujian WBT persentase kecurangan yang terjadi diperkirakan lebih besar daripada sistem ujian konvensional, kemudahan-kemudahan (dalam hal ini belum bisa dikategorikan sebagai kecurangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku) yang mungkin saja terjadi dalam sistem ini antara lain :

­ Kemudahan untuk mengakses referensi
­ Kemudahan untuk saling bekerja sama dengan peserta ujian lainnya

Banyak terdapat metode pencegahan yang memungkinkan dilakukan dalam sistem ujian WBT ini, antara lain :

­ Pengawasan secara audio dan visual
Dalam hal ini pengawasan dilakukan menggunakan teknologi perangkat webcam, dimana ketika ujian berlangsung, peserta diharapkan mengaktifkan webcam meraka sehingga pengawas dapat melihat secara laangsung peserta ujian seperti layaknya pada sistem ujian konvensional, kelemahan dari sistem ini antara lain terbatasnya bandwidth atau lebar koneksi yang belum memungkinnya pengaksesan webcam secara maksimal, serta masih bisa dilakukannya manipulasi terhadap perangkat kamera tersebut.
­ Batasan waktu
Diharapkan waktu ujian yang tersedia sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan soal, sehingga peserta ujian tidak mempunyai waktu lebih untuk saling berhubungan, ataupun mengakses bahan-bahan ujian yang mungkin tersedia ditempat lain.
­ Distribusi soal
Inti dari distribusi soal ini adalah diharapkan masing-masing peserta ujian akan menerima soal yang berbeda-beda, tetapi hal tersebut dirasa akan memberatkan pihak pengajar, karena dengan 10 nomor soal untuk 10 peserta ujian saja mereka diharuskan membuat 100 nomor soal, sehingga konsep dari distribusi soal terdiri dari dua tahap, yang pertama adalah dilakukannya pengacakan terhadap soal-soal yang telah terbuat, sehingga mungkin saja antara satu peserta dengan peserta lainnya menerima urutan soal yang berbeda, tahap kedua dari distribusi soal ini adalah dibuatnya beberapa soal dalam nomor soal yang sama yang biasa disebut dengan sistem rayonisasi soal.
­ Pendekatan secara kepercayaan
Dalam pendekatan ini pengajar diharuskan untuk selalu memotivasi peserta ujian untuk tidak melakukan kecurangan, inti dari pendekatan ini adalah meyakinkan peserta ujian untuk percaya diri atas semua yan telah mereka pelajari, serta meyakinkan mereka bahwa hasil ujian ini justru akan membantu pengembangan arah pendidikan yang sesuai dengan potensi mereka yang sebenarnya.


Implementasi Sistem Ujian WBT
Pada dasarnya sistem ujian WBT yang terbuat dibagi menjadi fasilitas utama, yaitu fasilitas untuk pelajar dan fasilitas untuk pengajar :

­ Fasilitas utama
Fasilitas utama adalah menu-menu yang diakses oleh semua pengguna sistem ini baik pengajar maupun pelajar, fasilitas tersebut terdiri dari proses login, sinkronisasi waktu, dan authentikasi pengguna.
Proses login merupakan proses untuk menentukan hak akses mereka dalam sistem ini, apakah mereka sebagai pelajar ataupun sebagai pengguna, sedangkan proses sinkronisasi waktu adalah fasilitas jam terpusat, hal ini untuk antisipasi jika terdapat perbedaan waktu antara jam yang ada di sistem pengguna dan jam yang ada di sistem web server, sehingga berapapun selisih jam yang terjadi, persepsi waktu yang ditunjukkan kepada pengguna adalah waktu yang ada pada di sistem pusat, dan proses authentikasi adalah proses untuk melindungi sebuah halaman web tertentu agar hanya bisa diakses oleh pengguna yang memang mempunyai hak akses terhadap halaman yang bersangkutan, sebagai contoh, ditolaknya peserta ujian ketika mengakses halaman untuk pembuatan soal ujian ataupun halaman pengkoreksian ujian.
­ Fasilitas untuk pengajar
Dalam sistem ini pengajar mempunyai beberapa wewenang dalam penentuan ujian yang berlaku, diantaranya penentuan waktu ujian, pembuatan soal ujian dan pengkoreksian hasil ujian.
1. Penentuan waktu ujian
Proses penentukan waktu ujian inilah yang nantinya digunakan sebagai batasan-batasan waktu sistem ujian WBT, seperti pengajar tidak dapat mengubah komposisi soal ujian, ketika ujian telah dimulai dan pengajar tidak dapat melakukan pengkoreksian ujian ketika ujian yang bersangkutan belum selesai, sedangkan bagi pelajar, batasan waktu ini digunakan agar pelajar tidak dapat mengakses soal-soal ujian ketika ujian belum dimulai, dan pelajar tidak dapat melakukan ujian ataupun tidak dapat mengubah jawaban ujian ketika ujian yang bersangkutan telah selesai.

2. Pembuatan soal ujian
Pada proses pembuatan soal ujian, terdapat beberapa parameter-parameter yang harus dimasukkan, antara lain soal ujian itu sendiri, ataukah akan bertipe pilihan ganda dengan option jawaban yang bisa disesuaikan ataupun soal dengan jenis essay, parameter kedua adalah bobot nilai untuk soal ujian itu sendiri, untuk soal dengan jenis pilihan ganda, bobot soal akan menentukan nilai untuk jawaban benar, salah dan kosong, sedang untuk soal dengan jenis essay, bobot soal akan menentukan nilai maksimal yang bisa diberikan terhadap jawaban untuk soal yang bersangkutan.
Pada pembuatan soal ini selain dapat dilakukannya penambahan soal untuk nomor lain, juga dapat dilakukannya penambahan soal untuk rayon lain pada nomor yang sama, sehingga distribusi soal untuk peserta ujian akan semakin merata.


Gambar 2. Form pembuatan soal latihan tipe essay






Gambar 3. Form pembuatan soal latihan tipe pilihan ganda

3. Pengkoreksian hasil ujian
Pengkoreksian jawaban dilakukan setelah ujian yang bersangkutan telah selesai dan dilakukan hanya terhadap soal dengan jenis essay, karena soal dengan jenis pilihan ganda koreksi dilakukan secara laangsung oleh sistem, pada jenis soal essay nilai maksimal yang bisa diberikan sesuai dengan bobot nilai yang diberikan ketika dilakukan pembuatan terhadap soal tersebut.
Pengkoreksian terhadap jawaban tersebut digunakan untuk membentuk grafik distribusi persentase dan distribusi normal nilai ujian mahasiswa terhadap nilai maksimal yang bisa dicapai, yang selanjutnya diharapkan grafik tersebut dapat digunakan sebagai referensi pemberian nilai akhir kuliah terhadapa masing-masing mahasiswa yang mengikuti kuliah tersebut.
Grafik distribusi persentase pada dasarnya ditentukan oleh dua parameter, yaitu persentase nilai ujian yang berada pada sumbu x dan jumlah mahasiswa pada masing-masing persentase tersebut yang berada pada sumbu y.
Sedangkan grafik distribusi normal juga ditentukan oleh dua parameter, yaitu persentase nilai ujian yang berada pada sumbu x, dan juga probabilitas persentase yang bisa didapat yang akan menentukan sumbu y.
Berikut beberapa teori tentang distribusi normal:

2 = (x-)2 f(x)
n(x,,) = 1/√(2).e-(1 / 2) [ x- /  ]2
 = nilai mean / rata-rata
 = nilai deviasi
f(x) = probabilitas persentase
n(x,,) = probabilitas pada titik x dengan  dan  yang telah ditentukan sebelumnya


Gambar 4. Grafik persentase nilai ujian mahasiswa










Gambar 5. Grafik distribusi normal prsentase nilai ujian

­ Fasilitas untuk pelajar
Pada dasarnya fasilitas yang terdapat pada palajar terdiri dari pengacakan distribusi soal dan pengerjaan soal ujian itu sendiri.
1. Pengacakan distribusi soal
Pada pengacakan ini terdapat dua tahap, tahap yang pertama adalah pengacakan yang dilakukan pada nomor-nomor soal, sehingga diharapkan peserta ujian akan mendapat urutan soal yang berbeda-beda, sedangkan pengacakan tahap yang kedua adalah pengacakan yang dilakukan terhadap rayon-rayon soal pada nomor yang sama, sehingga diharapkan juga mahasiswa akan mendapat soal yang berbeda ketika ternyata mereka mendapatkan urutan nomor soal yang sama.
Berikut contoh tabel pengacakan yang terjadi untuk dua mahasiswa dengan 5 nomor soal dimana setiap soal terdiri dari 3 rayon soal.

Kode mahasiswa Nomor soal Nomor rayon
AAA 3 2
AAA 4 2
AAA 1 1
AAA 5 3
AAA 2 1
BBB 2 3
BBB 4 1
BBB 1 3
BBB 3 3
BBB 5 2


2. Pengerjaan soal ujian
Metode dari pengerjaan soal ujian adalah tak terurut, dalam hal ini peserta ujian dapat mengerjakan soal ujian sesuai dengan urutan yang mereka kehendaki, hal ini agar peserta ujian dapat mendahulukan soal-soal ujian yang dinilai mempunyai prospek bagus dalam artian kemudahan pengerjaan dan bobot nilai yang sesuai, sehingga diharapkan nilai yang mereka dapatkan akan maksimal.
Sesuai dengan distribusi soal yang telah diuraikan sebelumnya, masing-masing mahasiswa dapat saja mempunyai urutan atau bahkan soal yang berbeda sesuai dengan tabel distribusinya, sedangkan bagi pihak pengajar, pengkoreksian ujian akan disesuaikan juga dengan tabel distribusi soal masing-masing mahasiswa.


Gambar 6. Proses pengerjaan soal-soal ujian

Selasa, 17 Maret 2009

Islamic Research

Islamic Research (Penelitian Islam)
HIPOTESIS
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang kita hadapi. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan jawaban yang benar maka seorang ilmuan seakan-akan melakukan sesuatu “ introgasi terhadap alam”. Hipotesis dalam hubungan ini berfungsi sebagai petunjuk jalan yang memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban, karena alam itu sendiri membisu dan tidak responsive.
Rumusan Hipotesis ditemukan setelah merumuskan preposisi. Perlunya hipotesis dalam penelitian : Sebagai piranti kerja teori, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan salahnya, alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuan dapat keluar dari dirinya.
Guna Hipotesis
a. Mengarahkan penelitian
Misalnya relasi dan hubungan yang diungkapkan dalam hipotesis akan memberi tahukan hal-hal yang harus dilakukan oleh peneliti.
b. Masalah dan hipotesis membuat peneliti mampu mendeduksi manifestasi empiris tertentu yang tercakup dalam masalah serta hipotesis itu, karena masalah dan hipotesis pada umumnya merupakan pernyataan relasional.
Cara-cara Merumuskan Hipotesis
Tidak ada cara perumusan Hipotesis secara baku. Penulis menyarankan sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. hipotesis hendak lah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Macam-macam Hipotesis
a. Hipotesis Nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian bersifat statistik, yaitu diuji dengan hitungan statistik.
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X dan Variabel Y. maksud nya nol adalah atau nihil dapat dimengerti dengan mudah karena tidak adanya perbedaan antara dua variabel.
Rumusan Hipotesis Null.
Di bawah ini beberapa contoh perumusan Hipotesis berasal dari skripsi mahasiswa.
1) Tidak ada perbedaan antara ….. dengan …..
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara intelligensi dan kreativitas siswa reguler dengan kelas extensi.
2) Tidak ada hubungan yang bermakna antara trait extra version dengan Komitmen pada dosen Universitas Negeri Jakarta.
3) Tidak ada pengaruh ….. terhadap ……..
Tidak ada pengaruh program akselerasi terhadap kecerdasan emosional siswa berbakat pada kelas akselerasi.
b.Hipotesis Kerja disebut dengan hipotesis Alternatif yang disingkat dengan Ha. Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara Variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan Hipotesis Kerja
a. Ada perbedaan antara ….dan …
b. Ada pengaruh …. Terhadap …..
Adanya saling hubungan antara satu Variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
MASALAH PENELITIAN

Setelah membaca bab ini anda diharapkan :
1.Mampu mejelaskan hakikat Masalah dalam sebuah penelitian
2.Mampu mengidentifikasikan masalah
3.Mampu membaca masalah yang terdapat dalam lingkungan sekitar
5.Mahasiswa dapat merumuskan masalah
6.Membedakan antara problem yang bisa dipecahkan dengan yang tidak.
Media yang diperlukan : Sebuah skripsi, jurnal dan tulisan ilmiyah yang ditulis berdasarkan penelitian kuantitatif.
Pengantar
Ketika ujian Skripsi dosen penguji sering bertanya.
1. Apa masalah penelitian anda ?
2. Kenapa anda tertarik meneliti masalah ini?
3. Mana rumusan permasalahannya?
4. Teori apa yang anda gunakan?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam ujian skripsi.
Bab ini akan menjelaskan tentang apa yang disebutkan dengan masalah dalam penelitian. Penjelasan akan dimulai dengan pengertian, cara-cara memperoleh masalah, rumusan masalah yang baik, dan contoh-contoh masalah.
Apa yang dimaksud dengan Masalah dalam sebuah Penelitian?
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa-apa yang benar-benar terjadi. Masalah Penelitian adalah sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa penjelasan yang dapat dirumuskan melalui proses penelitian, baik penjelasan deskriptif tentang satu variabel atau fenomena tertentu maupun penjelasan tentang hubungan antar variabel.
Penciptaan sebuah masalah penelitian dilakukan dengan berlandaskan pada pembuatan sebuah proposisi (teori atau hipotesa yang belum diuji kebenarannya) yang kerangka acuannya adalah hasil pengkajian mengenai kaitan hubungan antara sejumlah teori yang sudah ada dan relevan. ( Parsudi, 1994)
Sumber Masalah Untuk memunculkan masalah itu harus ada argumentasi rasional; untuk itu peneliti harus menjelaskan deduksi lahirnya masalah dengan logika. Diawali dengan paparan tentang cita, lalu masuk pada realita, lalu muncul masalah penelitian. Demikian untuk jenis-jenis masalah lainnya.
Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:
Ada kesenjangan antara cita dengan realita
Contoh :
Cita Dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 2003 yang mengatur tentang Pendidikan Keagamaan dalam pasal 2 disebutkan bahwa “ Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
Realita yang terjadi
Kenyataan yang terjadi bahwa anak-anak yang belajar agama Islam memiliki perilaku yang jauh dari pengamalan agama. Siswa sekolah dasar dan menengah tidak melakukan ajaran agamanya malah mereka melakukan pergaulan bebas, minuman keras, mengkonsumsi narkoba. Ironisnya nilai pelajaran agama Islamnya malah tinggi.
Penelitian ini ingin mengetahui mengapa anak-anak yang belajar agama tetapi tidak mampu mengamalkannya.
Mengapa hal itu disebut masalah?
1. Hal itu menyimpang dari cita-cita undang-undang sistem pendidikan nasional dalam pengembangan pendidikan Agama Islam.
Pemerintah tidak menciptakan suatu sistem agar Undang-undang tersebut bisa berjalan dengan baik. Oleh sebab itu bisa disebut sebagai masalah dan perlu diteliti.
2. Ada kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.
Teori
Sebuah teori biasanya terdapat dalam buku-buku yang telah ditulis oleh para ahli dalam bidangnya. Teori-teori yang telah teruji biasanya ditemukan dalam buku-buku Hand book. Misalnya Hand book of Motivaiton, Hand book of economic dan lain-lain. Buku-buku tersebut bisa dicari di perpustakaan.
Teori pun ada tingkatannya. Misalnya: Grand theory, Level makro, Theory struktural fungsional dan theory conflict.
Untuk menemukan masalah anda bisa membaca sebuah teori-teori dalam sebuah buku dan bandingkan dengan praktek yang terjadi di masyarakat.
1. Ada kesenjangan antara perencanaan dengan realisasi lapangan.
Pemerintah merencanakan meningkatkan mutu pengajaran agama Islam, tetapi pemerintah tidak menyiapkan tenaga guru agama Islam yang profesional. Jika pemerintah ingin meningkatkan mutu pendidikan agama Islam maka ia harus membangun perguruan tinggi yang bermutu dan menyiapkan sejumlah professor ahli yang akan mencetak guru profesional yang akan mengajarkan agama Islam pada sekolah-sekolah umum ataupun sekolah agama.
2. Ada tantangan, keingin tahuan tentang sesuatu yang belum ada penjelasannnya.
Contoh : seorang peneliti ingin mencoba meneliti ayat-ayat suci Al-Quran yang berkenaan dengan pendidikan Islam yang ideal.
Cara memperoleh masalah
Dalam buku “ Methods of Psychological Research” Craig mejelaskan bahwa masalah penelitian dapat diperoleh dengan cara-cara : (1). Observasi, (2). Brainstorming, (3). Memprediksi sebuah teori, (4). Pengembangan Teknologi, (5). Mempelajari hasil penelitian dan gabungan dari metode-metode tersebut.
1. Melakukan observasi
Masalah penelitian dapat diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dalam kehidupan sekeliling kita. Jika kita ingin meneliti tentang pendidikan maka lakukan observasi awal ke sebuah sekolah. Lakukan pengamatan, merasakan, wawancara dengan murid, guru. Dari hasil pengamatan ini akan diperoleh insight untuk melakukan penelitian. Peneliti harus memiliki pengamatan yang jeli terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam lingkungannya dan mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi.
2. Brainstorming
Masalah penelitian bisa ditemukan dengan cara Brainstorming. Brainstorming terjadi terjadi ketika 2 atau 3 orang mengeluarkan ide sebanyak mungkin tentang suatu penelitian yang akan dibahas. Peneliti harus menyaring mana ide yang relevan untuk diteliti.
3. Membaca hasil penelitian
Mempelajari hasil penelitian sebelumnya membantu kita menyadari adanya masalah sehingga membuat kita bisa merumuskan masalah yang baru. Dengan membaca hasil penelitian orang lain yang maka kita akan mendapatkan bahan-bahan apa yang harus kita pelajari berkaitan dengan masalah kita karena sebuah penelitian ilmiyah itu memuat sejumlah pendapat para ahli dan referensi yang dibaca oleh penulisnya dan jurnal-jurnal apa yang dibaca oleh peneliti.
By studying our journals, we can note that the lack of suffienct knowledge that bears on a problem is manifested in at least three, to some extent overlapping ways: (1). When there is noticeable gaps in results in investigations, ( 2) when the results of several inquiries disagree, and (3) when a fact exists in the form of un explained information.
4. Perkembangan Teknologi.
Penggunaan suatu teknologi baru minimal muncul 2 type penelitian. Teknologi baru memungkinkan peneliti untuk meneliti masalah lama dibandingkan dengan cara baru. Type kedua bahwa teknologi baru memungkinkan munculnya masalah penelitian yang baru. Sebagai contoh dengan adanya penemuan baru dalam bidang komputer telah melahirkan program baru seperti Artificial Intelligence.
5. Pengetahuan Tentang Research Literature.
Jika kita familiar dengan Reseacrh literature dapat membantu kita untuk memperoleh masalah. Anda bisa membaca jurnal dan membaca abstrak penelitian.
Dalam buku lain disebutkan bahwa masalah juga bisa muncul
Pada zaman keemasan Islam para mujtahid selalu berdiskusi memecahkan masalah yang terjadi pada ummat Islam. Mereka berkumpul, berdiskusi, mencatat, membahas dan membukukan hasilnya. Begitulah pekerjaan para mujtahid pada masa itu yang kita kenal dengan Halaqah.
(cik Hasan Basri).
Bentuk rumusan masalah dalam pendidikan ada 3, yaitu :
1. Deskriptif : adalah masalah untuk penelitian dengan variabel tunggal, baik hanya satu variabel atau lebih yang tidak saling berhubungan. Peneliti ingin mengetahui status dan mendiskripsikan fenomena. Yang termasuk penelitian deskriptif antara lain; penelitian survey, penelitian historis, penelitian filosofis.
Contoh seberapa tinggikah tingkat motivasi mahasiswa jurusan PAI, FITK, UIN Jakarta dalam mempelajari Teknologi Informasi (TI)?
2. Komparatif : yakni rumusan masalah yang memfokuskan kajian terhadap analisis perbandingan tentang satu variabel atau lebih pada dua atau lebih kelompok sampel.
Contoh:
Adakah Perbedaan motivasi belajar TI mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan?
3. Assosiatif : adalah masalah penelitian yang memfokuskan pada kajian hubungan antar variabel, baik hubungan simetris, kausalitas maupun resiprokal atau suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Berikut ini akan dijelaskan 3 bentuk hubungan itu :
Hubungan Simetris :
Hubungan antara dua variabel/lebih yang kebetulan munculnya bersama.
Contohnya:
Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja di bidang administrasi.
Hubungan Kausal :
Hubungan yang bersifat sebab akibat.
Contohnya :
Pengaruh Reward and Fanishment terhadap disiplin mahasiswa jurusan PAI . Antara keadaan pertama dengan keadaan kedua terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama berpengaruh terhadap yang kedua. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian pengaruh.

Hubungan Resiprocal:
Hubungan yang saling mempengaruhi
Contoh : Hubungan antara motivasi dan prestasi.
Rumusan Masalah yang baik
Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan permasalahan yang baik.
1. Masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan demikian masalah itu mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti
a. Apakah A berhubungan dengan B?
b. Bagaimanakah A dan B terkait dengan C?
c. Bagaimanakah A terkait dengan B dalam kondisi C dan D
2. Masalah harus jelas dan spesifik, sehingga semua orang akan mempunyai pemahaman yang sama tentang masalah tersebut.
3. Masalah dan pertanyaan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang mengisyaratkan adanya pengujian empiris. Suatu masalah yang tidak memuat implikasi pengujian empiris maka bukanlah masalah ilmiyah.
(Kerlinger hal 29)
4. Masalah harus Signifikan. Yakni memberi kontribusi yang nyata terhadap pengembangan ilmu, atau penguatan bangunan ilmu dan atau memiliki kontribusi dalam pengembangan kebijakan.
5. Masalah harus Feasible. Artinya layak dan bisa untuk diteliti.
Contoh masalah
Masalah bisa diperoleh dengan melakukan wawancara. Suatu hari saya mengunjungi Lembaga Penelitian (Lemlit) UIN Jakarta yang terletak di lantai 3 dan Gedung Rektorat. Saya mengajukan beberapa pertanyaan kepada pak Zainal Arifin :
Tanya :
Apa masalah-masalah dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.
Jawab :
Ya … Rendahnya mutu pendidikan Islam terutama Madrasah. Masalah nya juga pada Input ketika masuk Madrasah. Diperlukan test standar untuk masuk Madrasah. Masalah yang sedang aktual dan perlu penelitian ilmiyah adalah masalah Biro Layanan Umum (BLU). Diperlukan data bagaimana kesiapan dosen dan mahasiswa, bagaimana format keuangan dan sebagainya.
Tanya
Penelitian apa yang diperlukan Lembaga penelitian saat ini?
Jawab:
Masalah-masalah yang perlu diteliti
1. Biro Layanan Umum (BLU)
2. Bagaimana format keuangan
3. Masalah manajerial
4. Capacity Building
5. Bagaimana melakukan training kepada kepala Sekolah
6. Pelatihan tentang pengembangan kurikulum
7. Sarana dan prasarana
Masalah-masalah yang dihadapi dosen pelajaran Agama Islam
Saya sering bertanya pada dosen-dosen yang mengajar pelajaran Islam tentang kesulitan-kesulitan mereka dalam mengajar sehari-hari.
1. Nara sumber:
Royani pengajar Bahasa Arab I, jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam).
Tanya :
Apa masalah-masalah yang bapak hadapi selama mengajar Bahasa Arab I di jurusan PAI ?
Jawab :
Mahasiswa PAI kurang menguasai kosa kata yang mengakibatkan sulit memahami bahan Qiraat atau bacaan.
2. Nara sumber : Pak Aminudin Ya’kup seorang dosen Fiqh Ushul Fiqh.
Tanya : Apa masalah-masalah dalam pengajaran Fiqh Ushul Fiqh?
Jawab :
1. Mahasiswa kesulitan dalam memahami bahasa
2. Wawasan mahasiswa tidak luas
Tanya :
Bagaimana bapak mengatasi nya ?
Jawab :
Perlu dilakukan penguatan bahasa
Penulisan makalah wajib berbahasa Arab.
Wajib membaca refernsi berbahasa Arab.
Wawancara dengan Bapak Sapiudin dosen yang sering menguji Skripsi mahasiswa.
Tanya :
Bapak sering menguji skripsi mahasiswa, apa kekurangan mereka dalam menulis skripsi?
Jawab
1. Mahasiswa tidak bisa membuat latar belakang, tidak bisa merumuskan masalah, kurang bacaan, kurang referensi, tidak menguasai metodologi.
Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi banyak hal yang menarik untuk diteliti baik bagi mahasiswa atau pun peneliti.

Jenis-Jenis Penelitian
Pengantar
Bab ini berisi penjelasan tentang jenis-jenis penelitian :Study Kasus, Penelitian Survey, Penelitian Ekperimen, Penelitian Kepustakaan, Penelitian Eksplanatif dan corelational, Penelitian Historis, Penelitian Tindakan Kelas (Action Research), Penelitian Komparatif, Penelitian Deskriptif, Penelitian Kontrastif.
Selamat membaca.
1.Penelitian Studi Kasus
Bacalah sebuah kasus di bawah ini
Pada hari di akhir September 2008, Bandara Schiphol di Amsterdam, Belanda dipeluk dingin. Orang-orang hilir mudik, sibuk dan bergegas.
Empat tahun silam, juga pada bulan September, aktivis hak asasi manusia Munir tiba di Schiphol menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Namun ia tiba dalam keadaan meninggal akibat racun arsenik di tubuhnya dalam keadaan yang mematikan.
Kompas 17 November 2008
Siapakah pembunuhnya? Berbagai asumsi dan dugaan telah dibuat oleh peneliti. Ada yang menuduh Muchdi Purwopranjono Mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN). Muchdi diduga menganjurkan PollyCarpus Budihari Priyanto mantan pilot Garuda Indonesia untuk membunuh Munir karena Munir diduga menyingkap kasus penculikan aktivis tahun 1997-1998. (Kompas 17 November 2008)
Dalam persidangan Muchdi membantah dengan alasan ia tidak kenal Munir sama sekali. Lalu siapa yang membunuhnya? Bagaimana cara memasukkan racun arsenic yang mematikan itu?
Peneliti bekerja keras untuk menemukan pembunuh Munir? Akhirnya Muhdi terbukti membunuh Munir dan Muchdi dihukum 15 tahun penjara. Kemudian….. Muchdi membantah lagi bahwa ia tidak membunuh. Majelis Hakim membebaskan ……Bagaimanakah cara mengungkap sebuah kasus yang sangat rumit ini? Siapakah yang mampu membuktikan pembunuh Munir? Sampai buku ini dicetak kasus pembunuhan Munir belum juga terkuak…. Ini kasus yang menarik untuk diteliti.
Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteknya secara natural tanpa adanya intrevensi pihak luar. Pada intinya study ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasil nya. ( Salim 2001)
Ada beberapa jenis penelitian studi kasus misalnya penelitian sejarah sebuah organisasi, studi observasi, dan kasus sejarah hidup seseorang, atau kasus pembunuhan.


2.Penelitian Survey
Penelitian survey adalah sebuah penelitian atau penelitian tentang kelompok besar melalui penelitian langsung dari subset (sampel dari kelompok tersebut. Tujuan penelitian survey adalah untuk memahami dan meneliti tentang karakteristik dari seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian sampel dari kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sampel.
Contoh : seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ingin mengetahui berapa orang siswa di lingkungan nya yang tidak bisa membaca al-Quran. Contoh lain seorang guru ingin mengetahui berapa orang siswa yang tidak tahu arti surat al-Fatihah, berapa orang siswanya yang tidak tahu arti bacaan sholat. Hasil penelitiannya nanti dihitung dan dipresentasikan dalam bentuk tabel seperti di atas.
Akhir-akhir ini penelitian survey semakin berkembang. Sebut saja Lembaga Survey Indonesia (LSI), Lingkaran Survey Indonesia (LSI) dan Lembaga Survey Nasional (LSN). Lembaga ini sering bekerja untuk partai politik untuk mengetahui calon pemilih dan memprediksi pemenangnya.
Dalam melakukan penelitian Survey maka ada dua hal yang perlu diperhatikan :
1. Cara pengambilan sampel. Jika salah dalam pengambilan sampel maka bisa salah dalam prediksi. Untuk memperkecil kesalahan maka bisa mengambil sampel dalam ukuran yang lebih besar.
2. Cara pengumpulan data. Jika salah dalam pengumpulan data maka akan tejadi kesalahan dalam analisis.
Jika peneliti bisa mengerjakan penelitian survey dengan benar maka datanya akan sangat berharga dan sangat dibutuhkan oleh parpol, perusahaan, dan media.
Apakah kamu ingin menjadi ahli dalam penelitian Survey? Bacalah buku-buku lain yang khusus menjelaskan metodologi penelitian survey.
3. Penelitian Experimental (selanjutnya disebut eksperimen)
Metode Eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji suatu cara, teori, terhadap suatu penyelesaian masalah. Yang dicari adalah bentuk hubungan sebab akibat melalui pemanipulasian variabel independen dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian dari variabel tersebut. Metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan cara melakukan manipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.
Misalnya seorang Dosen Kiraatul Kutub (cara membaca kitab dalam bahasa Arab) mengalami kesulitan dalam mengajar cara membaca huruf Arab yang kecil-kecil itu pada mahasiswa nya. Ia mencoba memecahkan masalah nya dengan mendesign pengajarannya lebih menarik. Dosen tersebut mencoba membuat sebuah CD interaktif dengan menggunakan Multimedia. Multimedia adalah gabungan grafik, animasi, teks dan suara yang dibuat dengan program komputer.
CD Multi media yang telah dibuat perlu diuji coba. Caranya adalah kelas A diajarkan dengan menggunakan CD Multimedia sedangkan kelas B tidak menggunakan CD Multimedia tetapi menggunakan buku-buku tentang kitab kuning saja, media karton dan tulisan yang ia lukis dengan baik. Sebagai kelompok kontrol dosen ini perlu membagi mahasiswanya dalam tingkat IQ yang tinggi dan rendah.
Sebelum mengajar dosen ini melakukan tes awal kemampuan membaca pada kelas A dan Kelas B. Setelah selesai mengajar dengan menggunakan CD multimedia maka ia melakukan Post Test pada kedua kelas tersebut. Jika kelas A lebih mudah membaca dari kelas B maka disimpulkan CD multi media meningkatkan kemampuan membaca kitab mahasiswanya.
4.Penelitian Kepustakaan
Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan di perpustakaan dan mengambil setting perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan perpustakaan. Penelitian perpustakaan dilakukan oleh seorang yang ingin mengetahui teori-teori apa yang digunakan dari waktu ke waktu. Misalnya ia ingin mengetahui teori-teori belajar yang pernah digunakan zaman dahulu sampai sekarang.
5. Penelitian Eksplanatif
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, atau pengaruh suatu variabel dengan variabel yang lain. Karena itu penelitian ekplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Beberapa pakar mengatakan bahwa format ekplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Disebut ekplanasi memiliki kridibilitas untuk mengukur
6. Penelitian correlation (selanjutnya disebut Korelasi)
Penelitian korelasi ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan suatu variabel dengan variabel lain dinyatakan dengan besarnya coofisien korelasi dan keberatian (signifikansi) secara statistik.
Contoh : Ini sebuah kisah nyata. Ada seorang dosen mengajar Pendidikan Agama Islam pada sebuah Universitas Swasta yang berbasis IT (Information Technology). Tiap ia mengajar, mahasiswa yang hadir hanya 5 orang dari 40 orang. Ia mengajar sangat teks book dan hanya menyuruh siswanya mencatat. Ketika ujian siswanya tidak bisa menjawab dan prestasinya jelek.
Pertanyaan: mengapa mahasiswanya tidak termotivasi belajar agama Islam? Mengapa prestasi pelajaran Agama Islam jelek?
Dari masalah tersebut ia bisa mencari sebab dengan mengamati dan membaca teori-teori yang berkaitan dengan cara meningkatkan prestasi mahasiswanya. Dalam teori disebutkan bahawa prestasi belajar berhubungan dengan motivasi. Lalu ia mencoba melakukan penelitian hubungan motivasi (X) dengan prestasi belajar. (Y)
Metode ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Kalau kita menghubungkan dua variabel saja maka disebut dengan korelasi sederhana. Bila kita menghubungkan beberapa variabel di sebut korelasi Ganda.
7. Penelitian Historis
Penelitian Historis adalah penelitian yang berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah study tentang masa lalu dengan menggunakan kerangka paparan dan penjelasan. Dengan metode historis seorang ilmuan mencoba menjawab masalah-masalah yang ia hadapi. Misalnya seorang guru PAI ingin meneliti bagaimana sejarah pendidikan Islam pada masa Rasullullah. Mengapa pendidikan Islam pada waktu itu bisa mengalami kemajuan. Peneliti sejarah bisa mengajukan pertanyaan : siapa, apa, bila mana, dimana, mengapa dan bagaimana (5 W+1 H).
8.Action Research
Action Research dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Penelitian tindakan atau penelitian Tindakan Kelas.
Action Research is inquiry or research in the context of focused efforts to improve the quality of an organization and its performance. (Http://www.tab.brown.edu/dnd/ar.atm)
Action Research is learning by doing- a group of people identifies a problem, does some thing to resolve it, sees how successful their efforts were, and if not satisfied, tries again.”
Kemmis (1983) mendefiniskan penelitian tindakan sebagai berikut:
Penelitian untuk menguji cobakan ide-ide ke dalam praktek untuk memperbaiki/ mengubah seuatu agar memperoleh dampak nyata dari suatu situasi.
Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan yaitu :
1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Refleksi
Action Research termasuk penelitian kualitatif meskipun dalam penelitian Action Research ada data kuantitatif. Action Research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action Research lebih bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasil nya tidak untuk digeneralisasi.
Contohnya : Hasep Perlia mahasiswa semester VII, jurusan PAI, FITK UIN Jakarta angkatan 2003/2004 melakukan penelitian Action Research pada mata kuliah Character Building Guru PAI pada mahasiswa semester I jurusan PAI, FITK, UIN Jakarta, dengan judul: Meningkatkan upaya pembentukan karakter mahasiswa pada mata kuliah Character Building Guru PAI dengan social Cognitive Theory. Step ia lakukan adalah merencanakan suatu cara untuk meningkatkan karakter mahasiswa, lalu di laksanakan di kelas bersama dosen collaboratornya, meneliti hasilnya dan melakukan evaluasi. Kegiatan seperti ini perlu dilakukan sampai 3 siklus atau 4 siklus. Maksudnya terus menerus merencanakan, melakukan, meneliti, dan evaluasi sampai 3 atau 4 kali. Inilah yang sering disebut Siklus dalam penelitian Action Research.
9.Penelitian Komparatif.
Tujuan penelitian Kausal-Komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Metode ini berbeda metode Experimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
Ciri-ciri penelitian kausal komparatif adalah bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah suatu kejadian. Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (dependent Variabelnya) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab akibat, saling hubungan dan maknanya.
Sumber : Sumadi Surya Brata
10. Penelitian Deskriptif.
Dikutip sebuah skripsi mahasiswa Fakultas Syariah UIN Jakarta asal Irian Jaya :
Penelitian ini berjudul: Mas kawin menurut suku Dani di Irian Jaya Tinjauan Hukum Islam. Mas kawin seorang gadis suku Dani yaitu 5 ekor babi muda walaupun si gadis itu beragama Islam. Babi merupakan binatang ternak yang terkenal dalam kebudayaan masyarakat Dani. Bagaimanakah tinjauan hukum Islam.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa babi haram menjadi mas kawin bagi gadis suku Dani yang beragama Islam. Hasil ujian Skripsinya mendapatkan nilai terbaik. Penguji bertanya: Apakah anda berani mensosialisasikan hasil penelitianmu kepada suku Dani? Nah,,,,,
Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang memaparkan sebuah situasi atau peristiwa. Seorang peneliti mencoba menggambarkan bagaimana terjadi suatu peristiwa. Misalnya bagaimana tata cara pernikahan pada suku Dani di Irian Jaya. Peneliti bisa meneliti dari tata cara melamar, mas kawin, dan prosesi pernikahan. Banyak hal yang menarik dari perkawinan suku Dani.
Semua data yang ia peroleh di lapangan dideskripsikan dengan kata-kata yang berupa penjelasan-penjelasan. Ini lah yang namanya penelitian deskripsi.
Penelitian deskriptif akan membentuk teori-teori baru dan bukan menguji teori. Seltiz, Wrightsman, Cook mengatakan bahwa penelitian Deskriptif sebagai penelitian insightstimulating. Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani dan diarahkan oleh teori. (Jaluddin Rahmat hal 26)
11. Penelitian Kontrastif (Dirosah taqobuliah)
Suatu Penelitian mencari aspek persamaan dan perbedaan anatara 2 bahasa lebih baik tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun semantik dan leksikon, diskursus.
Step penelitian teks
1. Kenali jenis teks sastra
2. Penulis. Peneliti harus mengenal alur pemikiran penulis. Sebuah buku sangat dipengaruhi oleh latar belakang penulisnya. Misalnya latar belakang ilmuan tersebut saintis maka dalam tulisannya lebih banyak menampilkan masalah-masalah sains.
3. Analisis isi: membandingkan buku dia dengan sebelumnya membandingkan dengan sumber skunder
4. Intertektualitas: peneliti harus bisa menemukan saling berhubungan antara kedua teks yang ditelitimenghubungkan dua teks.
Cara mengalisis isi :
1. Tampilkan isi yang akan di analisis
2. Gunakan pedoman analisa
3. Tetapkan tujuan penelitian : jelaskan apa tujuan anda melakukan analisis teks.
4. Tetapkan fokusnya: jelaskan apa yang akan dijawab dalam penelitian tersebut.
Demikian lah macam-macam penelitian telah saya jelaskan secara umum. Jika anda tertarik dan ingin memperdalam tentang macam-macam penelitian di atas maka sebaiknya anda membaca buku-buku yang khusus membahas tiap-tiap model tersebut.
B. Peneliti Agama Islam
Syarat yang harus dimiliki oleh seorang peneliti agama Islam:
1) Ia menguasai nomenklator ajaran Islam (filsafatnya, istilah-istilah yang digunakan
2) Menguasai metodologi ilmiyah sama dengan bidang kajian dan masalahnya.
3) Memiliki komitmen yang tinggi yaitu kesediaan akan keharusan untuk mengakui kebenaran nilai yang datang dari ajaran agama.
4) Beragama Islam atau Muslim yang memiliki kedalaman agama dan kedalaman sains dan teknologi. Dengan cara ini peneliti tidak akan memandang sains dan teknologi bebas nilai
5) Minimal perlu menguasai dua bahasa asing yaitu Arab dan Inggris karena banyak ajaran agama Islam yang ditulis dalam dua bahasa tersebut.
C. Ruang Lingkup Penelitian Agama Islam
Adapun ruang lingkup ajaran bidang kajian penelitian agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Ajaran agama, untuk mencari makna yang terkandung di dalamnya baik secara tekstual maupun konstektual. Menurut para ahli agama Islam, sebagian besar ajaran Islam adalah Dhanni, yaitu terbuka untuk ditafsirkan atau dipikirkan kembali. Yang diteliti adalah makna apa yang terkandung di dalamnya. Kerja penelitian di sini dapat melalui penelitian teks, penelitian budaya, penelitian filsafat dan penelitian sejarah.
2. Bidang kajian Aplikasi, implikasi dan dampak ajaran agama dalam tata kehidupan nyata baik dalam skala individual, keluarga, kelompok, komunitas maupun bangsa dan Negara. Bagaimana kerja sama antar umat beragama, seberapa jauh ajaran agama mendasari dan menjiwai serta memberi pedoman dalam hidup keseharian umatnya. Interaksi antara ajaran agama Islam dan ajaran-ajaran yang bersumber non agama dan seterus nya. (Mastuhu, 1998)
Diskusi
“Saya punya seorang teman lulusan pesantren dan melanjutkan pendidikan nya ke Universitas Aligar India mengatakan kepada saya bahwa Islam tidak perlu penelitian. Hadits dan kitab-kitab tentang hukum Islam merupakan sumber penelitian yang sudah berkualitas. Apa lagi yang perlu diteliti….
Bagaimana menurut anda, apakah penelitian Islam masih diperlukan? Kalau masih diperlukan, apa kira-kira yang perlu diteliti?
Pengertian Penelitian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kata Teliti artinya cermat, seksama, hati-hati. Meneliti adalah memeriksa dengan cermat. Peneliti adalah orang yang meneliti.
Penelitian bisa berarti pemeriksaan yang teliti. Selain itu diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia hal 1162)
Penelitian, bahasanya Inggris yaitu Research. Dalam Oxford advanced learner’s Dictionary dijelaskan kata Re-search artinya : a careful study of a subject, especially in order to discover new facts or information a bout it.
Sumber : Oxford advanced Learner’s Dictionary hal 1130.
Menurut kamus Webster’s New International, Research (penelitian) adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cermat untuk menetapkan sesuatu.
Dalam kamus lain disebut Research adalah, careful or critical inquiry or examination in seeking fact or principles, pemeriksaan atau pengujian yang teliti dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip. Bisa juga dikatakan diligent investigation in order to ascertain something, penyelidikan yang tekun guna memastikan sesuatu hal.
Bahasa Arabnya adalah: Al-Bahsu. Berasal dari kata Ba ha tsa— yabhasu. Artinya meneliti. bahsa hu: To la bahu. (sumber :Kamus Munjid)
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah kegiatan untuk mengkaji kembali suatu masalah, teori, kajian hukum, dan lain-lain dengan step-step ilmiyah guna meningkatkan pemahaman, meningkatkan kualitas kegunaan sesuatu yang diteliti.

Rabu, 14 Januari 2009

Nama : Dawam Manfaluthi

Jur/Smt : PAI/III B Extension

Mata kuliah : Character Building Guru PAI

Dosen : Nuraida, Sag, Msi

Program Ketakwaan

1. Ketakwaan adalah melakukan semua perintah-Nya dan menjauhi semua apa-apa yang dilarang-Nya.
2. Ciri-ciri orang yang bertakwa
- Shalat 5 waktu diawal waktu
- Memberi sedekah kepada orang yang tidak mampu
- Membaca Al-Qur’an 1 juz tiap hari
- Puasa sunnah senin dan kamis
3. Saya ingin mencoba mempraktekan takwa:
- mencoba bersedekah
- mencoba menghapal Al-Qur’an
- mencoba shalat sunnah tahajud
- mencoba puasa sunnah senin dan kamis

- mencoba shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah

Pengaruh program Taqwa bagi saya:

Pertanggal 4-10 Januari 2009

1. Alhamdulillah Shalat saya bertambah rajin dan diawal waktu,

2. Alhamdulillah Hati saya tentram dan damai dengan sering melaksanakan shalat 5 waktu

3. Alhamdulillah saya bertambah lembut bicaranya dengan orang karena saya sering membaca Al-Qur’an setiap hari InsyaAllah

4. Alhamdulillah iman saya bertambah lebih tawadhu dari hari kemarin


Program Kepribadian

1. Pengertian kematangan kepribadian

kematangan kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam individu yang mencakup system psikofisis yang menentukan penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungannya

2. Ciri-ciri karakteristik kematangan kepribadian:

a. Jujur

b. Supel

c. murah senyum

3. Saya mencoba mempraktekan kematangan kepribadian agar lebih baik

a. Berkata jujur dengan orang lain

b. Berkomunikasi dengan baik

c. Murah senyum dengan orang lain

4. Pengaruh program kematangan kepribadian bagi saya

a. - banyak bergaul dengan orang yang baik

- saya lebih aktif dalam berorganisasi

b. - saya akan berusaha bertindak bijaksana

- saya sudah mulai bersikap dewasa

c. - berfikir positif

d. - tidak berdusta kepada diri sendiri

Program Emosional

1. Pengertian Kematangan emosional

Kematangan emosional adalah mampu menahan emosi, mengenal emosi sendiri sehingga kemampuan berfikir tidak terganggu dalam berbagai masalah yang dihadapinya.

2. Ciri-ciri karakteristik Kematangan emosional

a. kesadaran diri

b. pengenalan diri

c. motivasi diri

d. keterampilan sosial

3. Saya mencoba mempraktekan Kematangan emosional

a. Lebih dewasa dalam mengambil keputusan

b. Belajar menghargai pendapat orang lain

c. Selain yakin dan berfikir positif

d. lebih mampu bersahabat dengan orang lain.

4. Pengaruh program kematangan emosional bagi saya

a. - bertindak wajar dalam menuangkan emosi

- lebih dewasa dalam mengambil keputusan

b. - tidak mudah berputus asa

- bersikap wajar

c. - berantusias untuk menggapai cita-cita

Program intelektual

1. Pengertian kematangan intelektual

kematangan intelektual adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya.

2 Ciri-ciri kematangan intelektual

a . rajin membaca buku, Koran, dan majalah

b. berdiskusi dengan teman, dosen, dan orang tua

c. ke warnet buat artikel yang islami

d. mencari info-info penting

3. Saya mencoba mempraktekan kematangan intelektual

a. meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi dan Agama

c. mencari info-info penting di internet maupun edia-media yang lain

d. mencoba mempunyai inovasi/ide yang baru

e. mencoba mengetik rapih dan cepat di komputer

4. Pengaruh program kematangan intelektual bagi saya

a. - banyak pengetahuan teknologi dan agama

- menjadi lebih pintar dan cerdas

b. - mengikuti perkembangan zaman

- mengetahui info yang sedang berkembang

c. - dapat menciptakan ide-ide baru